Biografi Imam Syafi’i

 


Biografi Imam Syafi’i

Nasab dan Keturunan

Imam Syafi’i memiliki garis keturunan yang mulia. Dari pihak ayah, nasabnya adalah:
Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin Sa’ib bin Abid bin Abdul Yazid bin Hisyam bin Muthalib bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah.
Nasabnya bertemu dengan Rasulullah SAW pada Abdu Manaf bin Qushai.

Sementara dari pihak ibu, Imam Syafi’i adalah keturunan dari Fathimah binti Abdullah bin Hasan bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Ia termasuk keturunan Ahlul Bait, yang silsilahnya langsung bersambung kepada Sayyidina Ali dan Sayyidah Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah SAW.

Kelahiran dan Masa Kecil

Imam Syafi’i lahir pada tahun 150 H (767 M) di Gaza, Palestina, pada tahun yang sama dengan wafatnya Imam Abu Hanifah. Sejak kecil, ia hidup dalam kesederhanaan. Ketika berusia dua tahun, ibunya membawanya ke Hijaz, tempat asal keluarganya.

Saat berumur sepuluh tahun, ia pindah ke Makkah untuk belajar dan mendalami ilmu agama. Di sana, ia menunjukkan kecerdasan luar biasa dalam memahami ilmu dan menghafal Al-Qur’an.

Pendidikan dan Kecerdasan

Meski berasal dari keluarga miskin, Imam Syafi’i memiliki semangat belajar yang luar biasa. Ia mampu:

  • Menghafal Al-Qur’an sejak usia tujuh tahun.
  • Menghafal kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik pada usia tiga belas tahun.
  • Memiliki daya ingat yang tajam, hingga menulis di tulang dan pelepah kurma karena tidak mampu membeli kertas.
  • Memiliki suara merdu saat membaca Al-Qur’an, hingga banyak orang menangis mendengar bacaannya.

Guru-Guru Imam Syafi’i

Imam Syafi’i berguru kepada banyak ulama besar, di antaranya:

  1. Muslim bin Khalid Az-Zanji – Mufti Makkah.
  2. Sufyan bin Uyainah – Ahli hadits di Makkah.
  3. Malik bin Anas – Penyusun kitab Al-Muwaththa’, di Madinah.
  4. Waki’ bin Jarrah – Ahli hadits dari Kufah.
  5. Hammad bin Usamah – Ulama besar dari Kufah.

Di bawah bimbingan para ulama ini, Imam Syafi’i mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang Al-Qur’an, hadits, fikih, dan ushul fikih.

Kelebihan dan Keistimewaan

Imam Syafi’i dikenal dengan beberapa keistimewaan:

  • Keluasan ilmu, terutama dalam fikih dan hadits.
  • Kecerdasan luar biasa, mampu membedakan hadits shahih dan dhaif.
  • Memiliki pemahaman mendalam tentang Al-Qur’an dan Sunnah.
  • Pakar dalam Ushul Fikih, yang menjadi dasar terbentuknya mazhab Syafi’i.

Pujian Para Ulama

Banyak ulama memuji keilmuan Imam Syafi’i, di antaranya:

  • Imam Ahmad bin Hambal:
    "Saya tidak pernah melihat seseorang yang lebih memahami Kitab Allah daripada pemuda Quraisy ini (Imam Syafi’i)."

  • Al-Karabisy:
    "Imam Syafi’i adalah rahmat bagi umat."

  • Ibnu Rahawaih:
    "Allah mempercepat kecerdasannya karena usianya yang pendek."

Sikap Rendah Hati (Tawadhu’)

Meskipun ilmunya luas, Imam Syafi’i tetap rendah hati. Beliau berkata:
"Saya ingin ilmu yang saya miliki ada pada setiap orang tanpa disandarkan kepada saya."

Istri dan Keluarga

Imam Syafi’i menikah dengan Hamidah binti Nafi’ bin Unaisah bin Amru bin Utsman bin Affan. Ia memiliki beberapa anak, di antaranya:

  1. Abu Utsman Muhammad – Seorang hakim di Halab, Syam.
  2. Fathimah
  3. Zainab

Perjalanan ke Mesir

Pada tahun 199 H (814 M), Imam Syafi’i pindah ke Mesir dan menetap di sana hingga wafat. Di Mesir, beliau menyusun kitab-kitab fikih dan menyempurnakan mazhabnya.

Kitab-Kitab Karya Imam Syafi’i

Beberapa kitab terkenal karya Imam Syafi’i antara lain:

  1. Ar-Risalah – Kitab pertama tentang Ushul Fikih.
  2. Al-Umm – Kitab utama dalam fikih mazhab Syafi’i.
  3. Ikhtilaf Al-Hadits – Tentang perbedaan dalam hadits.
  4. Ibthal Al-Istihsan – Kritik terhadap metode istihsan dalam fikih.

Wafatnya Imam Syafi’i

Imam Syafi’i wafat pada Malam Jumat, akhir bulan Rajab tahun 204 H (820 M) di Mesir, dalam usia 54 tahun. Ia dimakamkan di Kairo, dan makamnya menjadi tempat yang dikunjungi banyak orang untuk mengenang jasa dan keilmuannya.


Kesimpulan

Imam Syafi’i adalah sosok ulama besar yang berperan penting dalam perkembangan ilmu fikih Islam. Dengan kecerdasan, ketakwaan, dan keilmuannya, beliau mendirikan Mazhab Syafi’i, yang hingga kini menjadi rujukan utama di dunia Islam. Warisan ilmunya terus hidup dan menjadi cahaya bagi umat Islam dalam memahami agama dengan benar.

Mau Gali Lebih Banyak Ilmu?
Yuk jelajahi Daftar Isi untuk artikel penuh inspirasi!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahar Emas 6 Juta per Mayam: Pandangan Imam Syafi’i & Solusi Bijak untuk Calon Pengantin di Aceh

Bayar Zakat Fitrah di Mana? Di Kampung atau di Tempat Kita Berlebaran?

Masa waktu Qashar shalat