Labbaik Allahumma Labbaik: Ketika Haji Menjadi Tangisan Jiwa yang Ingin Pulang
Renungan Haji: Panggilan Pulang ke Rumah Sang Kekasih

Ka'bah sebagai simbol persatuan umat Islam (Ilustrasi: Hijrah Digital Islam)
Pernahkah kita duduk sejenak... dan membayangkan betapa agungnya panggilan dari Allah itu?
Haji—bukan sekadar perjalanan fisik ke tanah suci, tapi sebuah perjalanan pulang ke dalam jiwa yang rindu. Rindu kepada Allah. Rindu untuk menjadi hamba yang bersih, yang kembali seperti bayi yang baru dilahirkan, tanpa dosa, tanpa beban.
Di tengah hiruk pikuk dunia, haji adalah momen di mana engkau berhenti sejenak... Melepaskan baju kesombongan, membungkus diri dengan ihram putih—tanda engkau siap menghadap-Nya tanpa gelar, tanpa jabatan, tanpa apa pun... hanya sebagai hamba.
Wukuf di Arafah: Saat Langit Merunduk

Jemaah haji berkumpul di Padang Arafah (Ilustrasi: Hijrah Digital Islam)
Bukan hanya diam di tanah tandus, tapi titik paling suci ketika langit merunduk mendengar jutaan lisan yang bergetar dalam tangis: "Ya Allah, ampunilah aku... Ya Allah, terimalah aku kembali..."
Itulah hari di mana dosa-dosa luluh bersama air mata. Hari di mana malaikat mencatat tak henti-henti: "Ini hamba-Mu... yang datang berserah diri."
Thawaf: Pusaran Cinta di Sekitar Ka'bah
Lalu saat kita thawaf mengelilingi Ka'bah, hati ini pun ikut berputar... Mengingat, betapa kita pernah jauh. Betapa kita sering lupa. Tapi di sini... di Baitullah... Segala cinta dipusatkan hanya pada satu Dzat: Allah yang Maha Mencinta.
Tahallul: Pencukuran Jiwa
Dan ketika kita mencukur rambut—tahallul—seakan kita mencukur semua kesombongan, nafsu, dan dosa yang telah lama menebal... Kita keluar sebagai jiwa yang baru. Bersih. Siap untuk hidup dengan makna baru: hidup sebagai hamba yang mengerti tujuan.
Getaran Hati yang Masih Hidup
Jika hatimu masih bergetar mendengar "Labbaik Allahumma Labbaik..." Jika matamu basah membayangkan Ka'bah... Maka bersyukurlah. Itu tandanya hatimu masih hidup. Masih rindu. Masih berharap.
Mari terus berdoa, agar suatu hari nanti—dalam waktu yang terbaik menurut Allah—kita pun bisa berdiri di hadapan Ka'bah, dan berkata dalam hati:
"Ya Allah, aku telah datang... setelah sekian lama rindu ini aku simpan."
Setiap langkah menuju Ka'bah adalah langkah menjemput ampunan dan cinta-Nya. Haji adalah panggilan yang tak semua didengar, tapi selalu bisa dirindukan
Labbaik Allahumma Labbaik... Panggilan Cinta dari Allah yang Membuat Hati Tak Lagi Sama
Mau Gali Lebih Banyak Ilmu?
Yuk jelajahi Daftar Isi untuk artikel penuh inspirasi!
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke Hijrah Digital. Silakan tinggalkan komentar Anda jika ada yang ingin didiskusikan.